Sabtu, 21 Desember 2013


 Orang Jakarta Sering Stres? Ini Sebabnya

Warga Jakarta yang terbiasa dengan aktivitas dan kesibukan pada waktu atau jam-jam yang padat sebaiknya berhati-hati agar tidak stres.

Psikolog  menilai stres merupakan penyakit massal warga Jakarta. “Bahkan stres masih membuntuti hingga akhir pekan. Sebaiknya sih, jangan stres di akhir pekan, Apabila stres masih membuntuti, Anda harus berkeras hati untuk menghalau, mengusir, dan mencari solusinya.

Psikolog menilai yang juga berprofesi sebagai motivator ini, menjelaskan banyak faktor pemicu stres warga Jakarta. Misalnya jalanan padat merayap, polusi udara, cuaca tidak menentu, kemacetan, dan kesemrawutan. “Alhasil stres akan menjadi momok menakutkan,” ujar dia.

Banyak lagi faktor yang bisa berdampak tingginya tingkat stres seseorang. Semua bermula pada hal-hal kecil seperti lupa mematikan listrik atau air PAM, lupa memberikan uang jatah belanja istri dan uang jajan anak-anak di rumah, telepon seluler yang ketinggalan, dan masih banyak lagi.

Perasaan tertekan ini bisa ditemukan di mana saja, entah itu di rumah, di kantor, di sekolah, di pusat perbelanjaan, hingga di perjalanan. Hidup pun menjadi kurang "berbumbu" kalau tidak berhadapan dengan stres. Intinya, rasa tertekan ini bisa menyerang dalam berbagai cara.

Ini berarti,  Anda harus mengontrol dan menaklukkan semuanya sebelum menjadi depresi. "Apabila dibiarkan, stres bisa menjalar ke berbagai area hidup. Ingat semua penyakit serius seperti kanker, jantung, dan stroke bermula dari tingginya tingkat stres seseorang

6 Alarm Fisik Penanda Stres

Stres tidak hanya penyakit mental, tetapi juga penyakit fisik. Nancy Molitor, Ph.D., seorang profesor psikiatri di Northwestern University Feinberg School of Medicine mengungkapkan, banyak pasiennya yang mengalami tanda-tanda fisik dari stres. Bahkan, sebuah studi menemukan bahwa stres dan emosi negatif lainnya secara konsisten berhubungan dengan memburuknya kesehatan fisik lebih dari 150.000 orang dari 142 negara.

“Stres merangsang tubuh untuk menghasilkan zat kimia seperti kortisol yang jika diproduksi secara terus-menerus akan memecah sistem kekebalan tubuh, pencernaan, saraf, dan otot,” kata Molitor, seperti dikutip dalam laman Women’s Health Magazine, Senin, 29 Juli 2013. Berikut ini Molitor menjabarkan 6 alarm fisik penanda stres.

1. Sakit perut
Sistem saraf otak berhubungan dengan usus. Jadi, stres mental akan mendatangkan malapetaka pada saluran pencernaan. Untuk mengatasi masalah ini, Bincy Abraham, MD, seorang ahli pencernaan di Baylor College of Medicine menyarankan untuk mengobatinya dengan obat pelunak feses, obat anti mual, mengonsumsi banyak serat, dan banyak berolahraga. Olahraga akan meningkatkan produksi hormon endofrin yang membuat pikiran dan usus merasa lebih baik.

2. Rambut rontok
Sekitar 3-6 bulan setelah stres besar, misalnya stres karna pekerjaan atau patah hati, rambut akan mulai rontok. Hormon androgen yang meningkat selama stres memicu rontoknya rambut. Tidak ada makanan atau suplemen yang dapat mengatasi masalah ini. Namun, makanan seimbang dapat mempercepat tumbuh kembalinya rambut.

3. Kelopak mata berkedut
Kedutan pada otot mata biasanya terjadi hanya pada salah satu mata dan berlangsung selama beberapa menit. Sampai saat ini, dokter tidak mengetahui secara pasti apa hubungan antara stres dan berkedutnya mata. Ketika ini terjadi, cobalah untuk santai dan menarik napas dalam berulang-ulang.

4. Jerawat
Sama seperti rambut, kulit juga bisa menjadi sensitif kala stres. Hormon androgen juga memengaruhi timbulnya jerawat pada kulit. Jika jerawat sudah mulai muncul, ada baiknya untuk tidak tergiur memecahkannya. Pasalnya, ini justru hanya akan memperparah jerawat.

5. Sakit punggung
Hormon yang ditimbulkan akibat stres bisa meningkatkan tekanan darah dan detak jantung serta membuat otot-otot tubuh menjadi lebih tegang. Akhirnya, sakit punggung pun mulai terasa. Lakukan peregangan kecil untuk mengendurkan otot. Berjalanlah sekitar 10-15 menit paling tidak 2 kali sehari.

6. Ruam
Ruam bisa membuang sistem kekebalan tubuh pada kulit kehilangan pertahanannya. Jadi, kulit akan menjadi lebih sensitif dan menimbulkan ruam. Untuk menyembuhkannya, gunakanlah pelembab kulit secara teratur